Senin, 23 November 2009 0 komentar

BERMAIN PERAN



1. Pengertian Drama
Drama merupakan genus (atau genre, artinya jenis, macam, cara) sastra yang tersendiri dan istimewa. Ia lahir dan ada karena peristiwa perenungan akal dan perasaan yang dilakukan seorang pengarang. Sebagai sastra, drama adalah cerita yang unik. Ia bukan untuk dibaca saja, melainkan untuk dipertunjukkan sebagai tontonan. Sebagai tontonan, ia adalah kesenian ephemeral, artinya bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama.

2. Ciri Drama
Berbeda dengan prosa, maka plot dalam drama belum lagi tercipta. Andalan plot dalam drama sepenuhnya terletak pada kemampuan actor mewujudkan hasil penafsirannya atas tokoh yang diperaninya. Naskah drama mungkin membosankan sebab ia baru berupa kerangka. Isinya hanya percakapan (wawancang). Dan jika ada bagian yang bukan wawancang, yaitu yang biasanya ditulis dalam tanda kurung (……..), disebut kramagung.
a. Wawancang. Wawancang atau dialog biasanya dicetak lepas, artinya bukan yang dalam kurung. Ini percakapan yang harus dihafal actor. Menghafal wawancang sekaligus menciptakan intonasi yang tepat. Untuk itu, diperlukan vocal yang baik, bagaimana mengucapkan diksi dan artikulasi secara terang. Dalam wawancang terkandung semua perasaan: marah, jengkel, bimbang, riang, sedih, takut, bangga, dan sebagainya.
b. Kramagung. Kramagung ibarat perintah yang menyuruh aktor berbuat hal-hal lahir. Ini yang biasa dicetak dalam kurung. Dalamnya, dibutuhkan pengalaman visual yang kuat dan kaya, bagaimana memberi wujud secara lahir yang bersumber dari lubuk batin, agar sajian drama menjadi suatu gambar-gambar yang hidup.

3. Pelaku dam Drama
Pelaku/aktor adalah orang/oknum yang memerankan suatu tokoh dalam cerita.
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita, sehingga peristiwa tersebut mampu menjalin suatu cerita yang padu.
Pelaku dalam drama ditinjau dari beberapa sisi, yaitu sebagai berikut.
a. Kedudukan Pelaku dalam Lakon
→ Pelaku inti
Yaitu oknum-oknum terpenting yang menentukan gerak dan alur cerita dalam
lakon. Peranan mereka dibagi menjadi dua tipe watak yaitu protagonis dan
antagonis.
→ Pelaku utama
Yaitu oknum-oknum penting yang bertindak sebagai penentang atau pendukung
pelaku inti dan bahkan sebagai penengah bila terjadi konflik diantara pelaku
inti.
→ Pelaku pelengkap
Yaitu oknum-oknum yang berperan melengkapi jalannya cerita. Kehadirannya
ditampilkan ke atas pentas jika perlu dalam mendukung lakon

b. Kedudukan Pelaku Ditinjau dari Segi Psikologis
→ Pelaku inti adalah pelaku utama atau terpenting yang merupakan pusat cerita dan
sangat menentukan gerak dan alur cerita (protagonis).
→ Pelaku lawan adalah pelaku utama atau penting yang bertindak dan berlaku
sebagai lawan atau penentang tokoh inti (antagonis).
→ Pelaku penengah adalah pelaku yang memiliki tugas mendamaikan atau mendukung
salah satu diantara pelaku inti dan pelaku lawan (tritagonis).
→ Pelaku pembantu adalah pelaku yang melengkapi jalannya cerita dan secara tidak
langsung terlibat dalam konflik


4. Isi Drama
Drama harus mengandung persoalan-persoalan inti kehidupan. Ungkapan ini akan menentukan bobot dan nilai falsafi cerita, sekaligus menentukan kuat tidaknya pengarang terhadap masalah yang diusung.

a.Premise. Dalam premise dibahas masalah inti yang hendak diutarakan. Misalnya, taruhlah perjataan “maut”. Apakah maut itu?

b. Tema. Dalam tema dirumuskan tentang “maut”. Tema membeberkan. Misalnya, maut bisa berarti suatu kesintingan, bias juga kegembiraan, atau juga sesuatu yang tidak berarti apa-apa. Ini bergantung pada kutub pandang pengarang yang bersangkutan.

5. Kerangka Drama
1) Plot
Maksudnya plot literer. Jadi bukan plot yang bersifat pelaksanaan actor di panggung. Plot di sini adalah insiden yang menyangkut karakter. Plot dapat dilihat dalam tiga jalinan.
a. Sirkuler. Contohnya, dari A sampai A.
b. Linear. Contohnya, dari A sampai Z.
c. Episodik. Contohnya, jallinan terpisah.

2) Karakter
Karakter adalah perubahan-perubahan dalam suasana drama yang erat hubungannya dengan plot, bahkan yang mengubah plot itu sendiri. Perubahan dalamnya bisa bersifat datar, atau bisa juga ganda.
a. Datar. Artinya, suasana bisa baik terus, buruk terus.
b. Ganda. Artinya, suasana bisa baik, bisa juga jelek.

3) Bagan
Bagan adalah kerangka situasi cerita. Aristoteles mengatakan bagan merupakan makna drama. Ia terdiri atas: jenjang awal, jenjang tengah, dan jenjang akhir. Di bawah ini merupakan bagan yang disampaikan Hudson.
a. Eksposisi. Cerita diperkenalkan agar penonton mendapat gambaran selintas mengenai
drama yang ditontonnya, agar ia terlibat dalam peristiwa cerita.
b. Konflik. Pelaku cerita terlibat dalam suatu pokok persoalan. Di sini mula pertama
terjadinya insiden.
c. Komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam cerita atau disebut rising action .
di sini tiap watak tumbuh sendiri-sendiri dan saling mempengaruhi dalam masalah
yang lebih musykil.
d. Krisis. Pertentangan harus diimbangi dengan jalan keluar, mana yang baik mana
yang buruk, lalu ditentukan oleh pihak perangai yang melalnjutkan cerita.
e. Resolusi.di sini dilakukan penyelesaian persoalan (falling action). Apakah mesti
sedih atau gembira.
f. Keputusan. Di sini konflik berakhir. Sebentar lagi cerita usai. Dalam tragedi,
keputusan ini disebut catastrophe, dalam komedi disebut denoument.

Bila bermaksud hendak menyederhanakan bagan, perjalanan bagan dapat digambarkan
seperti ini.
a. Introduksi. Cerita diperkenalkan agar penonton mendapat gambaran selintas dan selanjutnya lengkap menganai drama. Siapa tokoh-tokohnya dan apa kedudukannya dalam cerita.

b. Situasi. Di sini diusung konflik, komplikasi, dan krisis. Sekaligus telah ditentukan di sini siapa yang baik, siapa yang jelek. Dari perbedaan itu, cerita dibangun sampai selesai.

c. Resolusi. Terjadi penyelesaian persolan. Umumnya kita tahu bahwa kejahatan akan dikalahkan dalam resolusi. Setelah itu, cerita berjalan datar menuju penyelesaian.
0 komentar

MENGIDENTIFIKASI UNSUR TEKS DRAMA



1. Mengidentifikasi Unsur Instrinsik Teks Drama
Drama sebagai naskah karya sastra memiliki unsur-unsur yang mirip dengan prosa fiksi. Unsur-unsur yang membangun naskah drama meliputi alur, tokoh, dialog, setting, tema, pesan atau amanat, serta teks samping. Unsur-unsur itu merupakan jalinan sehingga sebuah naskah drama
terbentuk. Karena unsur-unsur itu terdapat di dalam naskah drama, maka disebut sebagai unsur intrinsik naskah drama.
Struktur naskah drama yang meliputi:
a. Plot (alur)
b. Penokohan dan perwatakan
c. Dialog (percakapan)
d. Setting (tempat, waktu dan suasana)
e. Tema (dasar cerita)
f. Amanat atau pesan pengarang
g. Petunjuk teknis (teks samping)

Agak berbeda dengan struktur yang terdapat dalam naskah drama di atas, unsur instrinsik teks drama meliputi sebagai berikut.
a. Tema (dasar cerita)
Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita dalam drama.Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik di antara keduanya.

b. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang menjadi sumber berjalannya cerita.
Berdasarkan urutannya, terdapat tokoh utama (pusat cerita), tokoh tambahan (penguat karakter tokoh utama), dan tokoh figuran (pelengkap cerita).

c. Penokohan dan perwatakan
Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang berperan dalam drama. Tokoh-tokoh itu selanjutnya akan dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda.
Berdasarkan wataknya, ada tokoh protagonis (berwatak baik), antagonis (berwatak jahat), dan tritagonis (berwatak biasa).

b. Plot (alur)
Plot atau kerangka cerita adalah jalinan cerita atau kerangka cerita dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.

Tahapan alur
a. perkenalan
b. masalah
c. konflik
d. klimaks
e. anti klimaks
f. penyelesaian

Jenis alur
1) Alur maju
jika urutan tahapan alur dimulai dari nomor 1 dan berakhir di nomor 6
2) Alur mundur
jika urutan tahapan alur dimulai dari nomor 6 dan berakhir di nomor 1
3) Alur flash back
jika urutan tahapan alur berawal dan berakhir di nomor tak tentu


d. Setting (tempat, waktu dan suasana)
Setting (latar cerita) adalah penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.

f. Amanat atau pesan pengarang
Sadar atau tidak sadar pengarang naskah drama pasti menyampaikan sebuah pesan tertentu dalam karyanya. Pesan itu dapat tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli akan mampu mencari pesan yang terkandung dalam naskah drama. Pesan dapat disampaikan melalui percakapan antartokoh atau perilaku setiap tokoh.

Klasifikasi Drama
1. Tragedi (drama duka atau duka cerita)
2. Melodrama
3. Komedi (drama ceria)
4. Dagelan

Babak dalam Drama
Bagian besar dalam suatu drama yang terdiri atas adegan-adegan. Babak merupakan bagian dari naskah dramayang merangkum peristiwa yang terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Pergantian babak dalam drama berarti pergantian setting pada saat drama dipentaskan.

Adegan
Bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa yang terkait dengan pergantian tokoh di atas pentas.


2. Menentukan Unsur Intrinsik Drama yang Dianggap Menarik/Tidak Menarik dan Bukti Pendukungnya

Sesuatu itu menarik atau tidak menarik karena memiliki keistimewaan atau sebaliknya memiliki kelemahan atau kekurangan. Hal ini juga berlaku untuk karya sastra. Sebuah karya sastra yang bernilai sastra tinggi akan memiliki daya tarik yang tinggi pula karena keistimewaan-keistimewaan yang terdapat di dalamnya.

Unsur-Unsur Drama
1. Tata panggung
Tata panggung mampu menggambarkan suasana dan tema drama. Misal tema
perang, tema kerajaan, dan sebagainya.
2. Tata lampu
Tata lampu mampu menghidupkan suasana.
3. Tata busana
Busana/kostum yang dipakai sesuai tema drama tersebut.
4. Tata Suara
Kejelasan suara sangat mendukung lancar dan suksesnya pementasan drama.
5. Pemeran
Pemeran/pelaku mampu memerankan tokoh-tokoh drama tersebut sesuai
dengan karakternya
0 komentar

MENULIS NASKAH DRAMA




1.Struktur Naskah Drama
Sebelum kamu menulis naskah drama, perlu dipahami struktur yangmembangun naskah drama. Struktur naskah drama itu meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Plot/alur
Plot atau alur adalah jalinan cerita atau kerangka cerita dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh atau lebih yang saling berlawanan.

b. Penokohan dan perwatakan
Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan merupakan susunan tokoh-tokoh yang
berperan dalam drama. Selanjutnya, tokoh-tokoh itu dijelaskan keadaan fisik dan psikisnya sehingga akan memiliki watak atau karakter yang berbeda-beda.

c. Dialog (percakapan)
Ciri khas naskah drama adalah naskah itu berbentuk percakapan atau dialog. Dialog dalam naskah drama menggunakan ragam bahasa yang komunikatif sebagai tiruan bahasa sehari-hari bukan ragam
bahasa tulis.

d. Setting (tempat, waktu dan suasana)
Setting (latar cerita) adalah penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita.

e. Tema (dasar cerita)
Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita dalam drama.Tema dikembangkan melalui alur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh antagonis dan protagonis dengan perwatakan yang berlawanan sehingga memungkinkan munculnya konflik di antara keduanya.

f. Amanat atau pesan pengarang
Sadar atau tidak sadar pengarang naskah drama pasti menyampaikan sebuah pesan tertentu dalam karyanya. Pesan itu dapat tersirat dan tersurat. Pembaca yang jeli akan mampu mencari pesan
yang terkandung dalam naskah drama. Pesan dapat disampaikan melalui percakapan antartokoh atau perilaku setiap tokoh.

g. Petunjuk teknis/teks samping
Dalam naskah drama diperlukan petunjuk teknis atau teks samping yang sangat diperlukan apabila naskah drama itu akan dipentaskan. Petunjuk samping itu berguna untuk petunjuk teknis tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, musik, keluar masuk tokoh, keras lemahnya dialog, warna suara, dan sebagainya.

2. Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Setelah mempelajari unsur-unsur naskah drama, tentu sekarang diperoleh gambaran yang makin jelas bagaimana menulis naskah drama itu. Langkah-langkah menulis naskah drama adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan tema.
b. Menciptakan latar (setting)
c. Menciptakan tokoh.
d. Menciptakan dialog antartokoh.
e. Menciptakan teks samping.
f. Menulis serangkaian adegan dalam draft sehingga membentuk alur.
g. Menyunting draf awal, kemudian menulis naskah drama berdasarkan draf awal tersebut.
Sabtu, 14 November 2009 0 komentar

UNSUR PEMENTASAN DRAMA



• Pada hakikatnya, drama merupakan karya sastra yang memiliki kisah konflik
kehidupan dalam bentuk dialog. Drama juga berdiri sebagai karya pentas (teater)
yang memiliki kisah konflik kehidupan manusia yang ditulis dalam bentuk dialog
untuk disajikan dalam bentuk pentas dihadapan penonton.
• Unsur pementasan drama
Unsur pementasan drama terdiri dari tiga tahap yakni persiapan, pementasan, dan
evaluasi.


Unsur-unsur pementasan drama
* Akting (mimik, gesture)
* Dialog (kelancaran artikulasi, intonasi)
* Aktor (tokoh dan penokohan)
* Naskah (cerita) perencanaan pementasan atau skenario pementasan
* Sutradara
* Penonton
* Artistik (penata panggung, busana, rias aktor, lampu, dan ilustrasi musik)


• Ekspresi
Saat memerankan seorang tokoh pemeran wajib mengusai teknik-teknik dalam
mengekspresikan perannya. Teknik-teknik tersebut mencakup kemampuan pemeran dalam
menyesuaikan suasana, seperti, ekspresi marah, gembira, sedih, termenung, kaget
dan sebagainya. Selain itu, kesesuaian dialog dengan suasana pun menentukan
keberhasilan ekspresi seorang pemeran dalam memerankan drama.

• Lafal dan Intonasi
Mencakup penggunaan bahasa, misalnya, seseorang dapat berperan dengan menggunakan
dialeg Jawa, Sunda, Madura, Batak, Ambon dan lain sebagainya.

• Improvisasi
Improvisasi mencakup pengucapan dialog secara apa adanya atau wajar dengan tanpa
persiapan terlebih dahulu. Improvisasi penting bagi seorang pemeran, karena ketika
seseorang mampu berimprovisasi dengan baik maka dapat dikatakan ia mampu bermain
peran dengan baik.
 
;